Kamis, 08 Mei 2008

Takdir Pendosa

Masih…! Ruang ini masih saja pengap. Desah manja 2 jam yang lalu tak pernah terusik dari telingaku. Remang lampu di kamar ini seremang harapku akan asa. Teriak kepuasan akan akhir desah yang terasah menjadi puja semua manusia.

Mungkin ini yang ketiga kalinya, aku melihat senyum puas dari orang yang berbeda dengan perlakuan yang sama. Sama-sama bernyanyi diantara selangkanganku berharap akan datangnya keakhiran dan…, ah mereka semua bodoh, mereka semua pengecut! Sebodoh kelaminku yang sekarang hanya bisa menganga tanpa selembar harapan yang menutup deritanya, benar-benar bodoh.

Dulu ketika aku masih berjalan diatas kedua tanganku, ibuku selalu bertanya akan cita-citaku dihari depan, “nanti kalau sudah besar mau jadi apa?” tanpa ragu aku menjawabnya… “jadi doktel” dan tanpa ragu pula ibuku menjawab dengan cedal pula “pintel” hahaha… kurasa terlalu cepat ibuku memberikan pujian seperti itu.

Kalau saja dia tahu keberadaanku sekarang yang sedang terlelap di dalam pelukan seorang lelaki keturunan arab itu, pasti ibu mempertanyakan lagi padaku “lho katanya jadi doktel kok malah jadi purel?” hahahaha pasti aku takkan pernah bisa menjawabnya, dan jika aku harus menjawabnya mungkin cukup dengan satu kata “takdir”.
“takdir” adalah sebuah jawaban yang paling tepat dan tak mungkin lagi untuk diperdebatkan.

Sungguh konyol dan tak masuk akal jika semua hal di dunia ini di kategorikan kedalam sebuah wacana “takdir”. Kurasa tak perlu lagi Tuhan, Malaikat, dan Nabi untuk menjalani hidup ini jika wacana itu benar-benar hadir dalam segala divisi kehidupan. Dan aku benar-benar yakin jika itu terjadi, maka semua orang didunia ini akan hidup damai menunggu sebuah takdir hidupnya (bodoh).

Aku mecoba bangkit dari tidurku, membuka selangkanganku yang penuh dengan harapan semu akan puja semua manusia…. Dan mungkin hanya bisa meratap pada-Nya…
“kalau memang ini “takdir” Mu, maaf aku hanyalah seorang pendosa bagi Mu”
“bila ini hanyalah sebuah wacana “takdir”. Maaf aku akan segera pergi menjauh dari wacana ini dan senantiasa menggapai lentera ketulusan dan kejujuran demi kebaikan di akhir nanti”

Tidak ada komentar: