Rabu, 23 April 2008

Sayat keheningan

Detik yang tak henti-henti berdetak semakin menyiksaku.
Kesunyian dimalam ini seakan mengorek kembali semua luka hati yang pernah menyayat perih lembar demi lembar kenangan masa lalu.

Aku dan semua mimpi-mimpi indah yang tak pernah terwujud nyata, kini terbaring lemah tak berdaya di peraduan.
Gurat nadi tertusuk aniaya khianat, lubuk hati terluka gelap pesakitan, dan darah segarpun mengaliri selang kecil perenungan.

Rintik hujan kini menemani detak nadiku, senandung malam nyanyikan kepedihan untukku, dan tawa para malaikat mencoba tenangkan gundahku.

Tuhan… kalau benar kau masih cintaiku,
benamkan seluruh masa laluku
kecup keningku tuk sekedar damaikan galauku
sandarkan kepalaku di dada-MU tuk lepaskan penatku
Amin….

4 komentar:

Menapaki Hidup mengatakan...

Asslm wrwb. Lam kenal. Hmm... Bagus, penggunaan kata2nya sastra abis. tapi... Koq ada semacam, menuntut pada Allah. yakinlah, bahwa yang diberikan Allah untuk kita itulah yang terbaik.

Yusrizal Helmi mengatakan...

oby lam kenal yah...... thanx banget commentx. gak tau nih kebanyaka cerpenq gitu hehehe.... sebenarnya bukan q terlalu menuntut, tapi bagiku seperti itulah caraku sebagai seorang manusia biasa untuk bersyukur.

arif mengatakan...

ha...ha...ha...
aku ngerti iki ha...ha...
aku ngerti maksude.

Yusrizal Helmi mengatakan...

walah.. mesti disangkut-pautno.. wakakaka... tapi maaf sampeyan salah, aku ngerti maksud pean hehehe.. tentang dia kan?? hehehe up 2 u deh...